Tuesday, February 5, 2013

OSTEOPOROSIS ( PENGEROPOSAN TULANG )



Gejala Osteoporosis Pada wanita

Osteoporosis atau yang lebih dikenal dengan istilah pengeroposan tulang, merupakan salah satu masalah kesehatan yang disebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen. Jika tidak secara dini diantisipasi, maka setelah 5 sampai dengan 10 tahun masa menopause banyak wanita akan mengalami pengeroposan tulang.
Secara ilmiah osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan hilangnya kepadatan tulang sehingga tulang mudah patah serta tidak tahan dengan benturan ringan. Sebenarnya osteoporosis tidak hanya menimpa kaum wanita saja, pria pun dapat mengalami penyusutan kepadatan tulang setelah mencapai usia tua. Akan tetapi wanita mempunyai peluang lebih besar dibanding pria, karena penyusutan tulang sangat banyak dipengaruhi oleh hormon estrogen.
Proses menuju menopause terjadi ketika fungsi indung telur mengalami penurunan dalam memproduksi hormon. Pada saat mulai terjadi penurunan fungsi ini gejala-gejala menopause mungkin muai terasa meskipun menstruasi tetap datang. Saat mulaui nampak ada perubahan pada haid,misalnya menjadi lebih singkat atau lebih memanjang, atau banyaknya darah haid yang keluar tidak konsisten lagi dari bulan ke bulan.
Pada saat ini sebaiknya wanita lebih banyak mengonsumsi vitamin-vitamin dan zat kapur (kalsium) sebagai suplemen (tambahan) dan penyangga karena penurunan produksi hormon estrogen akan diikuti dengan meningkatnya kalsium yang terbuang dari tubuh seorang perempuan. Banyak wanita setelah meopause akan mengalami kerapuhan tulang. Hal ini disebabkan oleh faktor keturunan dan kekurangan salah satu zat gizi terutama kalsium yang berfungsi sebagai pembentuk tulang.

Pencegahan Osteoporosis Pada Lansia

Pencegahan pada osteoporosis tentu saja ialah menghindari faktor resiko atau penyebabnya. Disamping itu, kita perlu melakukan hal-hal yang dapat memperkecil volume terjadinya serangan osteoporosis sebagaimana berikut :

1. Konsumsi Kalsium Yang Cukup 
Untuk mencukup kebutuhan kalsium, perlu perhatikan produk pangan yang disantap. Salah satu sumber kalsium yang cukup baik adalah susu. Dua gelas susu sehari sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Sumber kalsium lainnya adalah ikan (terutama yang dimakan beserta tulangnya), daging, unggas, telur, ayam, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
2. Berhati-hati Menggunakan Obat
Beberapa jenis obat ternyata dapat mengganggu kinerja tulang. Salah satu contohnya adalah obat kortikosteroid yang dapat menekan kerja hormon pembentukan tulang. Contoh lain adalah antasida, obat pencahar, cholestiramine, obat diuretik, anti gout dan beberapa jenis obat anti rematik. Obat-obatan tersebut memiliki efek mengganggu penyerapan kalsium.
Obat antasida yang umum dikenal sebagai obat anti sakit maag dapat menghambat penyerapan kalsium. Penghambatan dipicu oleh magnesium dan alumunium hidroksida yang mampu mengikat kalsium dan mengubahnya menjadi bentukan baru yang sulit diserap. Obat cholesteramine yang lazim digunakan untuk mengikat asam empedu agar terjadi penurunan kolesterol darah juga dapat menurunkan kadar kalsium tubuh akibat pembuangan melalui urine.
3. Batasi Konsumsi Garam
Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl). Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam dapur maupun monosodium glutamat (MSG) dapat berdampak buruk terhadap kesehatan. Selain memiliki efek hipertensi, natrium juga berpotensi untuk menghilangkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan kalsium melalui urine. Cara menghindari kehilangan kalsium akibat natrium adalah dengan membatasi konsumsinya. Sebaiknya hindari makanan-makanan tinggi natrium dan makanan awetan yang menggunakan garam sebagai pengawet.
4. Cukupi Konsumsi Vitamin D
Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara meningkatkan penyerapan kalsium dan sistem pencernaan, serta mengurangi pembuangannya dari ginjal.
5. Aktif Berolahraga
Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut dapat menurunkan massa tulang. Oleh karena itu, olahraga aktif secara rutin merupakan bentuk antisipasi terhadap penurunan massa tulang.
6. Bantu Dengan Obat
Jenis obat ini diantaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan tetsosteron. Estrogen merupakan hormon yang menurunkan jumlahnya dalam tubuh apabila wanita mengalami menopause.

Penyebab Osteoporosis Dini

Normalnya osteoporosis terjadi pada wanita pasca menopause atau pada pria usia lanjut. Ini disebut osteoporosis primer. Ada juga osteoporisis sekunder, yakni karena penyakit. Misalnya menopause dini, gangguan fungsi hati, ginjal, hematologi, kelainan endokrin, dan saluran pencernaan.
Gaya hidup juga dapat menjadi faktor resiko terhadap terjadinya osteoporosis. Antara lain merokok, banyak mengandung kafein (kopi) dan alkohol, kurang terpapar sinar matahari sehngga mengalami defisiensi vitamin D, dan malas bergerak. Semua ini sebenarnya dapat dihindari.
Rokok diketahui sebagai faktor resiko osteoporosis sejak 20 tahun lalu. Berbagai studi menunjukkan merokok meningkatkan resiko fraktur (patah tulang). Ditemukan bahwa makin lama dan makin banyak seseorang merokok, resiko fraktur menjadi semakin besar. Perokok yang mengalami fraktur, biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Menjadi perokok pasif di usia muda, dapat meningkatkan resiko rendahnya massa tulang. Berhenti merokok akan mengurangi resiko seseorang mengalami massa tulang rendah dan fraktur.
Dampak rokok terhadap kesehatan tulang belum diketahui pasti apakah penurunan massa tulang memang disebabkan oleh rokok, atau oleh faktor resiko lain. Misalnya secara umum tubuh para perokok  cenderung lebih kurus. Berat badan ringan adalah salah satu faktor resiko massa resiko massa tulang rendah. Perokok juga cenderung lebih akrab terhadap alkohol, kurang aktif dan memiliki pola makan yang kurang baik. Dan wanita perokok umumnya memiliki kadar estrogen lenih rendah, dan cenderung lebih cepat mengalami menopause. Namun, beberapa literatur menyebutkan bahwa merokok dapat mengurangi penyerapan kalsium oleh tubuh.
Konsumsi kafein dan alkohol berlebihan juga meningkatkan resiko osteoporosis. Tak lain karena kedua jenis minuman ini mengurangi kemampuan tubuh menyerap kalsium dan mengahambat osteoblast (pembentukan tulang). Air seni peminum kafein mengandung lebih banyak kalsium. Ini berarti banyak kalsium yang dibuang dari dalam tubuh sehingga, tentunya tabungan tulang akan menipis.
Cara terbaik tentu saja menghindari semua faktor resiko yang dapat dihindari. Paling tidak meminimalkan. Jika belum bisa berhenti merokok, maka pastikankita dapat mencukupi kebutuhan kalsium harian sesuai usia. Bagi peminum kopi/alkohol, hindari mengonsumsinya bersamaan/berdekatan dengan mengonsumsi makanan berkalsium : beri jarak1-2 jam. Usahakan berjemur dibawah sinar matahari pagi, cukup 10-15 menit setiap hari. Tidak kalah penting, jangan malas bergerak. Olahraga ringan seperti berjalan kaki selama 15-30 menit, 3-5 kali/minggu, terbukti dapat menguatkan tulang.

Mencegah Osteoporisis Sejak Dini

Osteoporosis identik dengan orangtua. Bukan berarti hanya mereka yang berusia > 40 tahun yang perlu waspada terhadap silent disease ini. Pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin. Pertumbuhan tulang yang optimal selama masa anak-anak dan remaja, dapat mencegah resiko osteoporosis dikemudian hari. Petumbuhan tulang paling optimal, terjadi pada awal masa remaja, yakni sekitar usia 10-14 tahun (anak perempuan) dan 12-16 tahun (anak laki-laki). Sekitar 45% massa tulang dewasa dibentuk pada masa remaja dan terus berjalan hingga usia 30-an. Peak bone mass (puncak massa tulang) terjadi di usia 25-30 tahun.
Sekitar 99% kalsium tubuh disimpan di tulang dan gigi. Pada masa puber, tulang tumbuh dengan cepat. Konsumsi kalsium di usia myda akan menentukan kekuatan tulang nantinya. Perlu diingat penyerapan kalsium hanya sekitar 30% dari konsumsi kalsium. Penyerapan kalsium maksimal bisa didapat dengan konsumsi 1.200-1.500 mg kalsium/hari. Jika berlebihan hampir semua kelebihannya akan dibuang. Sebaliknya, jika kurang tulang tidak akan menerima cukup kalsium yang dibutuhkan sehingga puncak massa tulang tidak tercapai.
Susu adalah sumber kalsium terbaik karena paling mudah diserap oleh tubuh. Konsumsi kalsium harus ditunjang dengan vitamin D dan aktif bergerak. Biarkan anak bermain bersama teman-teman, dan dukung keinginan mereka untuk memiliki kegiatan lain di luar sekolah seperti menari, berlatih bela diri, renang dan lain-lain. Semua itu akan menunjang pertumbuhan dan kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Lindungi anak dari osteoporosis sdini mungkin.

Pencegahan Osteoporisis Dini

Tinggi badan orang usia lanjut memang terlihat menyusut karena tulang belakang keropos hingga tubuh memendek dan bungkuk. Tulang manusia memiliki lapisan yang keras dan lapisan dalam yang berongga seperti spons. Dari bayi hingga dewasa, tulang dibentuk, dibuat baru, dan membesar. Setelah usia 30 tahun akan terjadi maintenance. Artinya ketika tulang menua, akan dirusak dalam waktu singkat oleh sel-sel perusak tulang (osteoklas). Ini diimbangi dengan sel-sel pembentuk tulang (osteoblas). Tapi pembentukan sel tulang baru butuh 3 bulan. Akhirnya tulang-tulang berlubang-lubang dan menipis (ostopenia). Jika didiamkan tulang akan keropos (osteoporosis), tekanan sedikit saja bisa menyebabkan tulang patah.
Osteoporosis akan menjadi masalah diberbagai belahan dunia, karena kini usia harapan hidup makin meningkat. Wanita menopause adalah kelompok yang paling rentan mengalami osteoporosis. Wanita lebih rentan terhadap osteoporosis karena mengalami masa hamil dan menyusui, dimana ketika kebutuhan kalsium untuk janin dan bayi kurang, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang. Sekitar usia 50 wanita akan mengalami menopause. Proses resorpsi tulang jadi tidak terkendali, dan tidak dapat diimbangi oleh proses formasi tulang. Estrogen juga berperan dalam proses penyerapan kalsium.
Pencegahan osteoporosis tidak bisa dilakukan dengan cara instan harus dimulai sejak usia muda bahkan kanak-kanak. Sebaiknya memang sudah menabung tulang sejak dini, sehingga tulang mencapai puncak massa tulang yang optimal di usia 30-an. Dengan demikian lewat usia 30, ketika kepadatan tulang mulai menurun, tabungan tulang masih banyak hingga kepadatnnya terjaga hingga lansia.
3 langkah pencegahan osteoporosis adalah : Kalsium, Vitamin, Olahraga. Kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, membutuhkan bitamin D untuk penyerapannya, sementara olahraga beban akan merangsang tulang menjadi kuat. Selama hal ketiga ini dipenuhi, sering-sering mandi tidak akan membuat anda menjadi bungkuk.

Pencegahan Osteoporosis Dini

Osteoporosis bisa dicegah. Pencegahannya harus dilakukan sejak dini. Sejak kecil osteoporosis harus dicegah dengan pemenuhan asupan nutrisi secara baik, khususnya pemenuhan kebutuhan kalsiumnya.
Selain dengan cara mencukupi kebutuhan nutrisi harian, osteoporosis bisa dicegah dengan tidak mengonsumsi lemak berlebihan karena lemak bersifat mengikay kalsium sehingga akan menghambat penyerapan kalsium pada tulang.
Berikutnya, yang harus diperhatikan dalam mencegah osteoporosis adalah dengan melakukan olahraga yang bersifat pembebanan untuk menguatkan matahari dan menjaga lifestyle dengan tidak merokok, minum alkohol dan kafein berlebih sehingga penyerapan kalsium bisa maksimal.
Begitu juga dalam melakukan diet, agar tidak berdampak pada terjadinya osteoporosis, lakukanlah diet seimbang yang juga kaya akan kandungan kaslium. Makanan yang kaya kalsium antara lain, teri, brokoli, kacang-kacangan, tempe dan tahu dan jangan lupa konsumsi susu.

Penyebab Osteoporosis Pada Lansia

Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit osteoporosis di usia lanjut. Osteoporosis juga disebabkan oleh banyak faktor yaitu :
  • Faktor usia. Wanita yang sudah menopause lebih berpotensi  terserang osteoporosis. Ini disebabkan karena pada wanita menopause produksi hormone estrogen akan berkurang sehingga berakibat pada penurunan fungsi faktor pembentukan tulang.
  • Konsumsi obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dalam jangka lama, misalnya obat asma, lupus dan lain sebagainya.
  • Gaya hidup yang kurang sehat, antara lain merokok dan minum-minuman beralkohol.
  • Kurang asupan kalsium
  • Kurang latihan fisik dan aktivitas
  • Haid tidak teratur atau lama tidak haid
  • Kurang paparan sinar matahari. Cukup paparan sinar matahari selama 30 menit, yaitu sebelum jam 9 pagi dan sesudah jam 4 sore bisa menghindarkan serangan osteoporisis.
Selain akan mengalami perubahan bentuk atau postur tubuh seperti, menjadi lebih pendek atau bongkok, penderita osteoporosis juga akan mengalami keterbatasan gerak. Apalagi jika sudah mengalami patah tulang, pasien perlu bantuan orang lain yang bisa menyebabkan keterbatasan bersosialisasi. Hal ini tentunya juga akan memberikan dampak psikis pada penderitanya, Dengan terbatasnya gerak bisa mengakibatkan stres karena keinginan beraktifitas terhalang.
Selain itu, osteoporosis juga akan memberikan dampak secara ekonomi karena penderita osteoporisis harus mnum obat secara teratur dan terus menerus padahal harga obat mahal.


Penyakit Osteoporosis Pada Lansia

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikrostruktur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang. Sementara, kepadatan tulang turun seiring dengan bertambahnya usia, bahkan melebihi kecepatan siklus regenerasi tulang. Sedangkan pengeroposan tulang meningkat tajam setelah usia 50 tahununtuk perempuan dan 60 tahun untuk laki-laki.
Puncak massa tulang terjadi sejak umur 20-30 tahun. Artinya pada usia tersebut lebih banyak terjadi kerusakan tulang dibanding dengan pembentukannya. Sedangkan tulang yang berpotensi terkena osteoporosis, yaitu tulang punggung hingga tulang ekor, tulang paha, tulang lengan, tulang pergelangan tangan dan tulang rahang.
Sebagai penyakit silent disease yang baru akan diketahui setelah terjadi patah tulang, osteoporisis disebabkan oleh banyak faktor. Namun sebenarnya osteoporosis bisa dicegah dengan kontrol terhadap faktor resiko kejadian ini, antara lain :
  • Kekurangan protein, baik nabati atau hewani
  • Kurang kalsium
  • Kurang asupan vitamin D. Penelitian menunjukkan, vitamin D atau paparan sinar matahari pada masyarakat Asia kurang
  • Konsumsi alkohol dan kafein berlebih
  • Berat badan berkurang
  • Gaya hidup, olahraga dan aktivitas fisik kurang, kurang paparan sinar matahari, merokok dan menggunakan obat-obatan tertentu.

Mencegah Osteoporosis Sejak Dini

Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan kemungkinan terkena osteoporosis, gangguan yang menyebabkan tulang menjadi keropos dan rapuh. Cara paling tepat mengatasinya adalah memaksimalkan kepadatan tulang saat masih muda.
Umumnya orang mulai mengalami kerapuhan dan kelemahan tulang pada usia 30 sampai 35. Idealnya pencegahan osteoporosis sebaiknya dimulai sejak anak-anak. Tetapi tidak masalah berapapun usia anda kini, anda masih dapat membuat pilihan makanan dan gaya hidup berbeda untuk menjaga tulang tetap kuat.
Orang dewasa perlu makan makanan yang kaya kalsium untuk mencegah osteoporosis. Makanan yang kaya kalsium adalah susu, yoghurt, keju, ikan salmon, dan brokoli. Satu gelas susu mengandung sekitar 300 mg kalsium.
Kalau anda beresiko terkena osteoporosis, dokter akan memberikan tablet kalsium. Namun kalsium bisa berbahaya  pada kondisi tertentu. Karena itu tanyakan pada dokter sebelum minum suplemen kalsium dosis tinggi. Suplemen kalsium dianjurkan bagi mereka yang tidak kuat dengan laktosa dan bagi mereka yang tidak rutin menginsumsi tiga atau lebih makanan yang mengandung kalsium sehari-hari yang dibutuhkan untuk membantu menyimpan kalsium dalam tulang. Kebutuhan ini dapat tercukupi dari minum susu. Vitamin D yang murah dan gratis adalah sinar matahari, karena tubuh membuat vitamin D ketika sinar ultraviolet menyentuh kulit. Rajin berjalan kaki, berdansa, senam, atau joging.

Osteoporosis Pada Wanita

Proses penuaan adalah proses yang alami yang akan dialami oleh semua orang seiring dengan bertambahnya usia. Sebagai dampak dari proses penuaan ini adalah Osteoporosis (pengeroposan tulang) sebagai akibat gangguan metabolisme kalsium.
Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan kelainan mikroarsitektur, yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang. Osteoporosis banyak ditemukan pada usia lanjut. Dua sel yang sangat penting  dalam proses ini adalah osteoblast yang berfungsi dalam pembentukan tulan dan osteoklast yang berfungsi dalam proses resorpsi tulang.
Proses pembentukan dan resorpsi ini terjadi seumur hidup. Pada usia mulai 40 tahun massa tulang akan mulai berkurang sebagai akibat dari mulai berkurangnya fungsi osteoblast. Penurunan massa tulang inilah yang menyebabkan osteoporosis pada lansia. Massa tulang sangat dipengaruhi oleh kalsium karena 98% dari kalsium yang tersimpan dalam tulang. Kalsium yang berperan disini adalah kalsium ion yang dipengaruhi oleh 3 hormon, yaitu : hormon paratiroid, 1,25 dihidroksi vitamin D, dan kalsitonin.
Hormon paratiroid berperan dalam proses resorpsi tulang dengan mengaktifkan osteoklast dan akan mengakibatkan meningkatnya kadar kalsium dalam darah. 1,25 dihidroksi vitamin D akan merangsang osteoblast baru kemudian merangsang osteoklast. Sedangkan kalsitonin berperan sebagai pencegah osteoklast. Dari penelitian juga diketahui bahwa hormon estrogen berperan dalam penekanan proses resorpsi tulang.
Akibat dari osteroporosis maka orang akan mudah mengalami fraktur spontan atau patah tulang spontan. Sekitar 80% penderita osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami pengentian siklus menstruasi (amenorrhea). Wanita ini bisa mengalami kerapuhan tulang karena mereka memiliki tingkat estrogen yang lebih rendah, suatu hormon yang membantu menyimpan kalsium. Dan masalah di perparah dengan diet yang tidak cukup nurtisi terutama kalsium.

1 comments:

rajivpagani said...

Best free slots by MrD | drmcd
The 포천 출장샵 Best Free Casino Slot Machine Games · Big Time Gaming (MSG). It has over 800 different games, all 경기도 출장마사지 with different 용인 출장안마 themes 출장샵 and a lot 전주 출장안마 more. · Casino Planet